Weda merupakan
sumber dari ilmu pengetahuan dan sebagai pedoman hidup umat Hindu dan juga
seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupan yang di dalamnya terkandung
nilai-nilai kebenaran yang bersifat universal. Di dalam Pustaka Suci
Weda kita juga akan menemukan ratusan ribu sloka dan mantra suci dan juga ilmu
pengetahuan lainnya yang semuanya itu disediakan hanya untuk satu tujuan, yakni
to harmonize the life of mankind yakni ‘untuk mengharmoniskan
kehidupan umat manusia’. Semua sloka dan mantra yang ada di dalam Weda beserta
ilmu pengetahuan lainnya ‘disediakan’ untuk dimanfaatkan oleh manusia
guna kehidupan yang lebih baik, baik hari ini, esok, dan kehidupan yang akan
datang yang jika disimpulkan akan membentuk satu kata yakni ‘keharmonisan’.
Ketika pertempuran di medan perang Kurusetra akan
dimulai, Śrī Kṛṣṇa
bersabda kepada Arjuna, “…bahwa diantara seluruh jenis yadnya, yadnya
pengetahuanlah yang paling utama, sebab yadnya tersebut mampu menyelamatkan
diri seseorang dari lautan kelahiran dan kematian”. Dalam kita
Bhagavad-gītā IV.36 juga disebutkan, “Walaupun engkau dianggap sebagai
orang yang paling berdosa di antara semua orang yang berdosa, namun apabila
engkau berada di dalam kapal pengetahuan rohani, engkau akan dapat menyeberangi
lautan kesengsaraan.”. Dari sabda dan sloka ini ditegaskan bahwa melalui
ilmu penge-tahuanlah ‘keharmonisan’ akan tercapai.
Jika ulasan di atas dikaitkan dengan mantra ‘Puja Tri Sandhya’ maka
akan ditemukan esensinya, yakni mantra yang ada di dalam ‘Puja Tri Sandhya’
merupakan salah satu ilmu pengetahuan suci yang harus diketahui oleh semua
pihak yang esensinya sampai saat ini belum banyak diketahui orang. Puja Tri
Sandhya merupakan ibu mantra dan intisari dari seluruh mantra-mantra Weda
yang mampu membawa umat manusia menuju ke arah kehidupan yang harmonis (mokṣa). Mantra Puja Tri
Sandhya merupakan media yang paling sesuai digunakan pada zaman Kali, di
mana manusia dalam waktu hidup yang singkat harus berlomba dengan waktu demi
memenuhi kebutuhan jasmaninya sehingga manusia tak punya banyak waktu untuk
memenuhi kebutuhan rohani seperti yang dilakukan oleh Mahārṣi terdahulu sebagai contoh
melakukan tapa yang cukup lama. Dalam sastra suci Weda disebutkan bahwa
melakukan ‘Japa’ atau menyebut nama suci Tuhan berulang-ulang merupakan
salah satu cara yang paling baik untuk meningkatkan spritualitas seseorang di
zaman Kali ini dan dengan melakukan puja ‘Tri Sandhya’ berarti Japa-pun
sudah kita lakukan.
Mantra ‘Puja Tri Sandhya’
merupakan intisari dari seluruh mantra-mantra suci Weda, hal ini dikarenakan
mantra ‘Puja Tri Sandhya’ telah mencakup segala jenis aspek dan pujian
kepada ‘Brahman’ atau Tuhan Yang Maha Esa dan di antaranya; 1.
Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah melakukan Japa,
karena kita telah mengucapkan mantra suci ‘Om’ dalam setiap baitnya
yang berarti kita telah menyebut akṣara
suci Tuhan secara berulang. Dimana kata ‘Om’ memiliki arti ‘Brahman’. 2.
Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah mengakui
dan memuji Keagungan Tuhan dalam bentuk pengucapan ‘mantra Gayatri’
yang terletak pada bait pertama. ‘Gayatri mantra’ adalah mantra yang
paling mulia di antara semua mantra. Ia adalah ibu mantra, dinyanyikan oleh
semua orang beragama Hindu waktu sembahyang. Mantra ini paling mulia karena :
One reason why the Gayatri is considered to
be the most representative prayer in the Vedas is that is capable of possesing
“dhi”, higher intelligence which brings him knowledge, material and
transendental. What the eye is to the body “dhi” or intelligence is to the mind.
(The Call of Vedas, p. 108-109).
“Suatu sebab mengapa gayatri dipandang dan
yang mewakili segala di dalam Veda ialah karena ia adalah doa untuk daya
kekuatan yang dapat dimiliki orang ialah: “dhi” yaitu kecerdasan yang tinggi
yang memberikan padanya pengetahuan, materi dan kemampuan mengatasi hal-hal
keduniawian. Sebagai halnya mata bagi badan, demikian “dhi” atau kecerdasan
untuk pikiran.” Mantra ini berbunyi:
Oṁ
bhūr bhuvaḥ svaḥ
tat savitur vareṇyaṁ
bhargo devasya dhīmahi
dhiyo yo naḥ pracodayāt
Artinya :
Kami menyembah kecemerlangan dan
kemahamuliaan Sang Hyang Widhi yang menguasai bumi, langit dan surga, semoga
Sang Hyang Widhi menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kami.
Dengan mengucapkan mantra ini berarti kita telah
mengakui keagungan Tuhan yang telah memberi manusia kecerdasan dan pengetahuan
yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling beruntung, 3.
Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah mengakui ‘Tuhan
hanya satu dan merupakan sumber dari segalanya’ dan beliau disebut ‘Narayana’.
Hal ini tercantum dalam bait ke-dua, yang berbunyi :
Oṁ
nārāyaṇa evedaṁ sarvaṁ
yad bhūtaṁ yac ca bhavyam
niṣkalaṅko nirañjano nirvikalpo
nirākhyātaḥ śuddho devo eko
nārāyaṇaḥ na dvitīyo ‘sti kaścit
Artinya :
O Tuhan Nārāyaṇa adalah semua ini, apa yang
telah ada dan apa yang akan ada bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari
perubahan tak dapat digambarkan, sucilah Nārāyaṇa, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.
Mantra ini adalah salah satu dari suatu rangkaian
mantra yang panjang disebut Catur Veda Sirah (Empat Veda Kepala). Catur
Veda Sirah ini adalah salinan Nārāyaṇa
Upaniṣad, sebuah Upaniṣad kecil. Di sini dinyatakan
bahwa Tuhan adalah segalanya yang luputdari segala noda. 4.
Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah mengakui bahwa Tuhan
itu Maha Kuasa dan memiliki banyak manifestasi atau nama (visvarupam).
Hal ini tercantum dalam bait ketiga, yang berbunyi:
Oṁ
tvaṁ śivaḥ tvaṁ mahādevaḥ
īśvaraḥ
parameśvaraḥ
brahmā viṣṇuśca rudraśca
puruṣaḥ parikīrtitāḥ
Artinya:
O Tuhan Engkau disebut sebagai Śiwa,
Mahādewa, Īśwara, Parameśwara, Brahmā, Wiṣṇu, Rudra dan Puruṣa.
5. Dengan melakukan ‘Puja
Tri Sandhya’ kita telah mengakui kesalahan dan dosa yang telah kita
perbuat. Sehingga pada bait ini kita memohon perlindungan diri kepada
Tuhan dan memohon kesucian jiwa dan raga. Adapun bunyi bait keempat dari mantra
‘Puja Tri Sandhya’ sebagai berikut:
Oṁ
pāpo ‘haṁ
pāpakarmāhaṁ
pāpātmā pāpasaṁbhavaḥ
trāhi māṁ puṇḍarīkākṣaḥ
sabāhyā bhyantaraḥ ‘śuciḥ
Artinya:
O Tuhan hamba ini berdosa, perbuatan hamba
berdosa, diri hamba berdosa,kelahiran hamba berdosa, lindungilah hamba Hyang
Widhi, sucikanlah jiwa dan raga hamba.
Pemuja mengatakan dirinya serba hina serba kurang
serba lemah. Hina kerjanya, hina diri pribadinya, hina lahirnya. Karena itu ia
mohon kepada Tuhan untuk dilindungi dan dibersihkan dari segala noda. Tuhanlah
pelindung tertinggi dan Tuhanlah melimpahkan kesucian untuk dia yang setia
mengamalkan ajaran-Nya. Dalam mantra ini pemuja mengatakan pengakuannya bahwa
ia adalah mahluk yang lemah. 6. Dengan melakukan ‘Puja Tri
Sandhya’ berartikita telah memohon pengampunan dosa kepada Tuhan. Dalam
bait ini kita telah mengakui bahwa Tuhan adalah Maha Pelindung dan
Penyelamat yang akan mengampuni seluruh dosa dalam wujud Beliau
sebagai Sadā Śiwa. Adapun bunyi dari bait ke-lima sebagai berikut:
Oṁ
kṣamasva maṁ mahādevaḥ
sarva prāṇi hitaṅkaraḥ
maṁ
moca sarva pāpebhyaḥ
Pālayasva sadāśiva
Artinya:
O Tuhan ampunilah hamba, Hyang Widhi yang
memberikan kesela-matan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala
dosa, lindungilah hamba O Hyang Widhi.
Dalam mantram ini pemuja mengatakan pengakuannya
bahwa ia adalah mahluk yang lemah. 7. Dengan melakukan ‘Puja
Tri Sandhya’ berarti kita telah memohon pengampunan dosa kepada
Tuhan. Kita telah menyadari dan mengakui segala jenis dosa yang telah kita
perbuat, baik dosa perbuatan, perkataan, dan pikiran. Berikut ini adalah
mantra dari bait ke-enam ‘Puja Tri Sandhya’:
Oṁ
kṣantavyaḥ kāyiko doṣaḥ
kṣantavyo
vāciko mama
kṣantavyo
mānaso doṣaḥ
tat pramādāt kṣamasva mām
Artinya:
O Tuhan ampunilah dosa anggota badan hamba,
ampunilah dosa perkataan hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba
dari kelalain hamba.
Dalam bait ini disebutkan, apa saja dosa anggota
badan, apa saja dosa kata-kata dan apa saja dosa pikiran, pemuja memohon kepada
Tuhan untuk diampuni. Manusia tidak dapat bebas dari dosa karena ia diselubungi
oleh khilaf dan lalai. Bila seseorang dapatmembersihkan diri dengan amal
kebajikan maka kabut kekhilafan yang menyelubungi sang diri akan menipis dan
akan memancarkan cahaya kesucian dari sang diri yang meng-antar seseorang ke
alam kesadaran. Atas dasar ini kelepasan akan lebih mudah diperoleh.
Akhirnya setelah mengucapkan mantra terakhir dari ‘Puja Tri Sandhya’
pada bait ke-enam, pemuja lalu mengucapkan mantra penutup, yang bertujuan untuk
memperoleh kedamain (keharmonisan) setelah mengucapkan keenam bait yang ada
dengan penuh keyakinan dan konsentrasi. Mantra penutup itu berbunyi ‘Oṁ Śāntiḥ, Śāntiḥ, Śāntiḥ, Oṁ’ yang berarti ‘O
Tuhan semoga damai (di hati), damai (di dunia), dan damai (selalu).’
Dari penjabaran tentang mantra ‘Puja Tri Sandhya’ diatas dapat
disimpulkan bahwa, mantra ‘Tri Sandhya’ merupakan ibu mantra intisari Weda.
Karena dalam mantra ini terdapat mantra Gayatri dan mencakup seluruh aspek.
Mulai dari memuji ke-Agungan Tuhan, mengakui bahwa Tuhan hanya satu, mengakui
banyak manifestai Tuhan, pengakuan akan dosa yang telah kita lakukan, Memohon
perlindungan Tuhan dan mempercayai bahwa Tuhan adalah pengampun seluruh dosa,
dan lain-lain. Bukankah ini semua merupakan seluruh dari intisari Weda? Ini
adalah ibu mantra yang paling praktis untuk dilakukan di zaman Kali, karena
tidak membutuhkan banyak waktu dalam pelaksanaannya. Kita tidak lagi harus
melakukan pemujaan hingga berjam-jam. Walaupun singkat dan praktis namun esensi
dari ibu mantra ini mencakup ‘Catur Weda’. Dengan demikian hanya
dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ secara rutin sama halnya dengan
kita membaca seluruh sloka-sloka suci Weda guna menuju hidup yang harmonis. Ini
membuktikan bahwa Puja Tri Sandhya sangat sempurna, karena seluruh intisari
Weda telah tertuang dalam ibu mantra ini. Mantra Puja Tri Sandhya kemudian akan
menjadi lebih sempurna lagi jika diikuti dengan melakukan ‘Kramaning Sembah’.
Singkatnya, Mantra Puja Tri Sandhya merupakan cara yang paling praktis yang
digunakan untuk meningkatkan spritualitas dan kualitas hidup seseorang di zaman
Kali ini yang mana ibu mantra ini mampu memberi energi postif pada diri
seseorang karena dalam ibu mantra ini telah mencakup seluruh intisari Weda.
Dengan mengucapkan mantra ini sebanyak tiga kali sehari secara rutin dan penuh
dengan keyakinan berarti seseorang tersebut telah melakukan ‘Bhakti’
yang luar biasa kepada ‘Brahman’ untuk menuju keharmonisan hidup (jiwa
moksa).