Thursday, April 18, 2013

ULASAN SINGKAT MENGENAI PUJA TRISANDYA



 Weda merupakan sumber dari ilmu pengetahuan dan sebagai pedoman hidup umat Hindu dan juga seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupan yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebenaran yang bersifat universal. Di dalam Pustaka Suci Weda kita juga akan menemukan ratusan ribu sloka dan mantra suci dan juga ilmu pengetahuan lainnya yang semuanya itu disediakan hanya untuk satu tujuan, yakni to harmonize the life of mankind yakni ‘untuk mengharmoniskan kehidupan umat manusia’. Semua sloka dan mantra yang ada di dalam Weda beserta ilmu pengetahuan lainnya ‘disediakan’ untuk dimanfaatkan oleh manusia guna kehidupan yang lebih baik, baik hari ini, esok, dan kehidupan yang akan datang yang jika disimpulkan akan membentuk satu kata yakni ‘keharmonisan’.
Ketika pertempuran di medan perang Kurusetra akan dimulai, Śrī Kṛṣṇa bersabda kepada Arjuna, “…bahwa diantara seluruh jenis yadnya, yadnya pengetahuanlah yang paling utama, sebab yadnya tersebut mampu menyelamatkan diri seseorang dari lautan kelahiran dan kematian”. Dalam kita Bhagavad-gītā IV.36 juga disebutkan, “Walaupun engkau dianggap sebagai orang yang paling berdosa di antara semua orang yang berdosa, namun apabila engkau berada di dalam kapal pengetahuan rohani, engkau akan dapat menyeberangi lautan kesengsaraan.”. Dari sabda dan sloka ini ditegaskan bahwa melalui ilmu penge-tahuanlah ‘keharmonisan’ akan tercapai.
            Jika ulasan di atas dikaitkan dengan mantra ‘Puja Tri Sandhya’ maka akan ditemukan esensinya, yakni mantra yang ada di dalam ‘Puja Tri Sandhya’ merupakan salah satu ilmu pengetahuan suci yang harus diketahui oleh semua pihak yang esensinya sampai saat ini belum banyak diketahui orang. Puja Tri Sandhya merupakan ibu mantra dan intisari dari seluruh mantra-mantra Weda yang mampu membawa umat manusia menuju ke arah kehidupan yang harmonis (moka). Mantra Puja Tri Sandhya merupakan media yang paling sesuai digunakan pada zaman Kali, di mana manusia dalam waktu hidup yang singkat harus berlomba dengan waktu demi memenuhi kebutuhan jasmaninya sehingga manusia tak punya banyak waktu untuk memenuhi kebutuhan rohani seperti yang dilakukan oleh Mahāri terdahulu sebagai contoh melakukan tapa yang cukup lama. Dalam sastra suci Weda disebutkan bahwa melakukan ‘Japa’ atau menyebut nama suci Tuhan berulang-ulang merupakan salah satu cara yang paling baik untuk meningkatkan spritualitas seseorang di zaman Kali ini dan dengan melakukan puja ‘Tri Sandhya’ berarti Japa-pun sudah kita lakukan.
Mantra ‘Puja Tri Sandhya’ merupakan intisari dari seluruh mantra-mantra suci Weda, hal ini dikarenakan mantra ‘Puja Tri Sandhya’ telah mencakup segala jenis aspek dan pujian kepada ‘Brahman’ atau Tuhan Yang Maha Esa dan di antaranya; 1. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah melakukan Japa, karena kita telah mengucapkan mantra suci ‘Om’ dalam setiap baitnya yang berarti kita telah menyebut akara suci Tuhan secara berulang. Dimana kata ‘Om’ memiliki arti ‘Brahman’. 2. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah mengakui dan memuji Keagungan Tuhan dalam bentuk pengucapan ‘mantra Gayatri’ yang terletak pada bait pertama. ‘Gayatri mantra’ adalah mantra yang paling mulia di antara semua mantra. Ia adalah ibu mantra, dinyanyikan oleh semua orang beragama Hindu waktu sembahyang. Mantra ini paling mulia karena :
One reason why the Gayatri is considered to be the most representative prayer in the Vedas is that is capable of possesing “dhi”, higher intelligence which brings him knowledge, material and transendental. What the eye is to the body “dhi” or intelligence is to the mind. (The Call of Vedas, p. 108-109).
Suatu sebab mengapa gayatri dipandang dan yang mewakili segala di dalam Veda ialah karena ia adalah doa untuk daya kekuatan yang dapat dimiliki orang ialah: “dhi” yaitu kecerdasan yang tinggi yang memberikan padanya pengetahuan, materi dan kemampuan mengatasi hal-hal keduniawian. Sebagai halnya mata bagi badan, demikian “dhi” atau kecerdasan untuk pikiran.” Mantra ini berbunyi:
O bhūr bhuva sva
tat savitur vareya
bhargo devasya dhīmahi
dhiyo yo na pracodayāt
Artinya :
Kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi yang menguasai bumi, langit dan surga, semoga Sang Hyang Widhi menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kami.
Dengan mengucapkan mantra ini berarti kita telah mengakui keagungan Tuhan yang telah memberi manusia kecerdasan dan pengetahuan yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling beruntung, 3. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah mengakui ‘Tuhan hanya satu dan merupakan sumber dari segalanya’ dan beliau disebut ‘Narayana’. Hal ini tercantum dalam bait ke-dua, yang berbunyi :
O nārāyaa eveda sarva              
 yad bhūta yac ca bhavyam
nikalako nirañjano nirvikalpo
nirākhyāta śuddho  devo eko
nārāyaa na dvitīyo ‘sti kaścit
Artinya :
O Tuhan Nārāyaa adalah semua ini, apa yang telah ada dan apa yang akan ada bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah Nārāyaa, Ia hanya satu  tidak ada yang kedua.
Mantra ini adalah salah satu dari suatu rangkaian mantra yang panjang disebut Catur Veda Sirah (Empat Veda Kepala). Catur Veda Sirah ini adalah salinan Nārāyaa Upaniad, sebuah Upaniad kecil. Di sini dinyatakan bahwa Tuhan adalah segalanya yang luputdari segala noda. 4. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah mengakui bahwa Tuhan itu Maha Kuasa dan memiliki banyak manifestasi atau nama (visvarupam). Hal ini tercantum dalam bait ketiga, yang berbunyi:
O tva śiva tva mahādeva
īśvara parameśvara
brahmā viṣṇuśca rudraśca
purua parikīrtitā
Artinya:
O Tuhan Engkau disebut sebagai Śiwa, Mahādewa, Īśwara, Parameśwara, Brahmā, Wiṣṇu, Rudra dan Purua.
5. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ kita telah mengakui kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat. Sehingga pada bait ini kita memohon perlindungan diri kepada Tuhan dan memohon kesucian jiwa dan raga. Adapun bunyi bait keempat dari mantra ‘Puja Tri Sandhya’ sebagai berikut:
O pāpo ‘ha pāpakarmāha                                                                                        
pāpātmā pāpasabhava
trāhi mā puṇḍarīkāka
sabāhyā bhyantara ‘śuci
Artinya:
O Tuhan hamba ini berdosa, perbuatan hamba berdosa, diri hamba berdosa,kelahiran hamba berdosa, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga hamba.
Pemuja mengatakan dirinya serba hina serba kurang serba lemah. Hina kerjanya, hina diri pribadinya, hina lahirnya. Karena itu ia mohon kepada Tuhan untuk dilindungi dan dibersihkan dari segala noda. Tuhanlah pelindung tertinggi dan Tuhanlah melimpahkan kesucian untuk dia yang setia mengamalkan ajaran-Nya. Dalam mantra ini pemuja mengatakan pengakuannya bahwa ia adalah mahluk yang lemah. 6. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berartikita telah memohon pengampunan dosa kepada Tuhan. Dalam bait ini kita telah mengakui bahwa Tuhan adalah Maha Pelindung dan Penyelamat yang akan mengampuni seluruh dosa dalam wujud Beliau sebagai Sadā Śiwa. Adapun bunyi dari bait ke-lima sebagai berikut:
O kamasva ma mahādeva
sarva prāi hitakara
ma moca sarva pāpebhya
Pālayasva sadāśiva

Artinya:
O Tuhan ampunilah hamba, Hyang Widhi yang memberikan kesela-matan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba O Hyang Widhi.
Dalam mantram ini pemuja mengatakan pengakuannya bahwa ia adalah mahluk yang lemah. 7. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’  berarti kita telah memohon pengampunan dosa kepada Tuhan. Kita telah menyadari dan mengakui segala jenis dosa yang telah kita perbuat, baik dosa perbuatan, perkataan, dan pikiran.  Berikut ini adalah mantra dari bait ke-enam ‘Puja Tri Sandhya’:
O kantavya kāyiko doa
kantavyo vāciko mama
kantavyo mānaso doa
tat pramādāt kamasva mām

Artinya:
O Tuhan ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa perkataan hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalain hamba.
Dalam bait ini disebutkan, apa saja dosa anggota badan, apa saja dosa kata-kata dan apa saja dosa pikiran, pemuja memohon kepada Tuhan untuk diampuni. Manusia tidak dapat bebas dari dosa karena ia diselubungi oleh khilaf dan lalai. Bila seseorang dapatmembersihkan diri dengan amal kebajikan maka kabut kekhilafan yang menyelubungi sang diri akan menipis dan akan memancarkan cahaya kesucian dari sang diri yang meng-antar seseorang ke alam kesadaran. Atas dasar ini kelepasan akan lebih mudah diperoleh.
            Akhirnya setelah mengucapkan mantra terakhir dari ‘Puja Tri Sandhya’ pada bait ke-enam, pemuja lalu mengucapkan mantra penutup, yang bertujuan untuk memperoleh kedamain (keharmonisan) setelah mengucapkan keenam bait yang ada dengan penuh keyakinan dan konsentrasi. Mantra penutup itu berbunyi ‘O Śānti, Śānti, Śānti, O’ yang berarti ‘O Tuhan semoga damai (di hati), damai (di dunia), dan damai (selalu).’ 
            Dari penjabaran tentang mantra ‘Puja Tri Sandhya’ diatas dapat disimpulkan bahwa, mantra ‘Tri Sandhya’ merupakan ibu mantra intisari Weda. Karena dalam mantra ini terdapat mantra Gayatri dan mencakup seluruh aspek. Mulai dari memuji ke-Agungan Tuhan, mengakui bahwa Tuhan hanya satu, mengakui banyak manifestai Tuhan, pengakuan akan dosa yang telah kita lakukan, Memohon perlindungan Tuhan dan mempercayai bahwa Tuhan adalah pengampun seluruh dosa, dan lain-lain. Bukankah ini semua merupakan seluruh dari intisari Weda? Ini adalah ibu mantra yang paling praktis untuk dilakukan di zaman Kali, karena tidak membutuhkan banyak waktu dalam pelaksanaannya. Kita tidak lagi harus melakukan pemujaan hingga berjam-jam. Walaupun singkat dan praktis namun esensi dari ibu mantra ini mencakup ‘Catur Weda’. Dengan demikian hanya dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ secara rutin sama halnya dengan kita membaca seluruh sloka-sloka suci Weda guna menuju hidup yang harmonis. Ini membuktikan bahwa Puja Tri Sandhya sangat sempurna, karena seluruh intisari Weda telah tertuang dalam ibu mantra ini. Mantra Puja Tri Sandhya kemudian akan menjadi lebih sempurna lagi jika diikuti dengan melakukan ‘Kramaning Sembah’.
            Singkatnya, Mantra Puja Tri Sandhya merupakan cara yang paling praktis yang digunakan untuk meningkatkan spritualitas dan kualitas hidup seseorang di zaman Kali ini yang mana ibu mantra ini mampu memberi energi postif pada diri seseorang karena dalam ibu mantra ini telah mencakup seluruh intisari Weda. Dengan mengucapkan mantra ini sebanyak tiga kali sehari secara rutin dan penuh dengan keyakinan berarti seseorang tersebut telah melakukan ‘Bhakti’ yang luar biasa kepada ‘Brahman’ untuk menuju keharmonisan hidup (jiwa moksa).

MEDITASI DENGAN GAYATRI MANTRAM



Om bhur bhuvah svah,
tat savitur varenyam,
bhargo devasya dhimahi,
dhiyo yo nah pracodayat.

artinya:

Ya Tuhanku penguasa tiga dunia, alam bhur, buah, suah yang maha suci sumber dari segala kehidupan, anugrahilah hamba penerangan dengan cahayaMu yang maha suci.

Inilah makna dari mantra yang memiliki semua bija-mantra yang kesemuanya melambangkan dari kekuasaan Brahman dalam cahaya suciNya. Om melambangkan Tuhan, Bhur mewakili bumi, Bhuvah melingkupi semua bagian dari daerahnya dewata-dewata dan setengah dewata sampai kepada matahari. Sedangkan Svah mewakili dimensi alam ketiga yang diketahui dengan nama svargaloka dan semua loka-loka yang cemerlang dia atasnya. Ilustrasi Gayatri mantra ini mempunyai getaran sangat kuat sehingga seseorang dalam pencaran rohaninya apabila tulus mengucapkan Gayatri mantra ini akan membawa kepada pencerahan bathin. Banyak buku yang mengulas bagaimana kehebatan dari Gayatri mantram tersebut, namun tidak ada guru yang bisa memberikan pelajaran secara sistematis sehingga tidak ada pegangan yang kuat bagi murid-murid untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Gayatri mantram pada dasarnya bekerja secara otomatis dalam kesadaran rohani manusia. Ini di sebabkan mantram tersebut mewakili dari setiap elemen dasar manusia dan alam. Manusia memiliki tiga bagian badan yaitu badan fisik, badan energy (aura atau cahaya) dan badan roh (atma) ketiga bagian badan ini saling terkait satu sama lainnya. Badan fisik berhubungan dengan napas dan prana, dan badan roh berhubungan dengan kesadaran Brahman. Dijaman yang serba tidak pasti ini, banyak sekali bermunculan suatu masalah dalam kehidupan seperti contoh agama, ekonomi, sosial dan lain-lain dan yang lebih parah lagi adalah banyaknya kasus penyakit. Tidak bisa disangkal lagi bahwa jaman ini materi menjadi tujuan yang paling utama, karena materi bagi seseorang menjajanjikan sebuah kebahagiaan. Karena pencitraan yang sangat kuat ini, banyak orang pada jaman sekarang melakukan perbuatan yang berorientasi pada harta, segala cara pun dilakukan asalkan terpenuhi nafsunya serta ambisinya. Tidak di dunia ekonomi saja terjadi seperti itu, di dunia energy pun banyak orang menggunakan kekuatan mistik hitam untuk mencelakai secara halus, ini terlepas dari percaya atau tidak dengan hal ilmu hitam. Banyak bermunculan duku-dukun serta paranormal yang menjajanjikan serta menjual berbagai macam kebolehan serta asesories untuk kedigjayaan atau kesaktian. Apabila tidak kuat iman, bisa dipastikan jaman sekarang akan menjadi budak dari sekian pencitraan yang mencekam dalam kehidupan ini. Lalu haruskah kita lari dari kehidupan ini dan mengasingkan diri untuk pergi ke hutan atau gua dan apakah kita mengambil jalan singkat bunuh diri? Kedua-duanya adalah jalan yang konyol, kita harus menghadapi gelombang badai tersebut, namun dengan cara yang sangat halus serta bijak. Apa yang disebut dengan suara karena kita mempunyai otak serta indra mata. Anadaikan saja seseorang buta dan tuli sejak lahir pasti baginya dunia ini tidak ada, inilah yang disebut dengan ikatan indra dengan alam sementa. Untuk bisa terhindar dari masalah tersebut, tidada jalan lain kecuali mencari masalah itu jauh ke dalam hati dan pikiran sebab di sanalah kemelut itu bercokol.
MEDITASI DENGAN GAYATRI MANTRA
Sudah dikatakan Gayatri mantram mempunyai vibrasi sangat kuat terhadap otak dan batin asalkan tahu bagaimana cara menggunakan mantra tersebut. Meditasi pada hakekatnya berhubungan dengan pikiran, kesadaran, serta spirit dan sangat dibutuhkan guru yang khusus. Apabila anda ingin menjadikan Gayatri Mantra sebagai bagian dari meditasi anda harus melakukan puasa putih(tanpa garam, dan tidak minum susu) selama dua hari untuk memohon berkat kepada Maha Dewi. Lakukan puasa mulai hari Rabu (pagi) sampai Jumat (pagi) hanya makan nasi putih dan air putih saja dan lakukan puja Gayatri setiap pagi menghadap matahari terbit, siang hari, dan malam hari. Dalam mengucapkan Gayatri mantra enam kali untuk pagi hari, empat kali untuk siang hari, dan dua puluh sembilan kali untuk malam hari. Lakukan puasa dan puja Gayatri dengan ketulusan hati jangan memohon suatu daya-daya sakti tertentu sebab belum tentu keinginan anda akan terpenuhi. Setelah melakukan puasa dan puja gayatri selama dua hari barulah anda di perkenankan untuk melakukan meditasi ternadap Gayatri mantra sebab api spirit anda sudah menyala.
Tambahan:
Dalam penjelasannya puasa putih ini dapat dilakukan sehari saja tapi harus pada hari kelahirannya. Misalnya lahir hari Senen, maka puasa dilakukan pada Senen pagi hingga Selasa pagi.

Tahapan:

  1. Lakukan penyucian diri seperti mandi.
  2. Duduk bersila menggunakan alas dengan kaki kanan di atas/depan atau yang nyaman.
  3. Pegang biji genetri dengan tangan kanan mengambang tidak boleh menyentuh tanah atau pakaian tetapi tergantung di tangan.
  4. Berdo’a kepada para Leluhur dan Dewata/Ibu Dewi Gayatri
  5. Sikap badan sangat rileks
  6. Fokus pikiran berada di chakra Ajna/mata ketiga. Pikiran selalu bergerak tetapi selalu berusaha kembali ke chakra Ajna.
  7. Setiap selesai satu mantram dorong satu biji genetri dengan jempol.
  8. Setiap mencapai 108, jangan lewati simpul tengah yang disebut Siwa, tetapi balikan genetri.

Sebelum menemukan seorang Guru yang mahir dalam ilmu meditasi, maka berjapa mantram Gayatri adalah meditasi yang sangat aman dan jarang ditemukan suatu gangguan yang disebut sebagai ‘syndrom’. Pencapaian pertama adalah pembukaan inti chakra Sahasrara yang merupakan tolok ukur besarnya jalur Antahkarana. Semakin sering melakukan japa mantram, semakin bertambah besar inti chakra Sahasrara maka jalur Antahkarana semakin besar dan lambat laun akan turun melalui nadi Shusumna hingga pada suatu ketika mencapai chakra Muladhara.
 

Sebelum meditasi cucilah muka, tangan, serta kaki, atau anda mandi untuk membersihkan badan dari kotoran sekaligus membuat badan menjadi segar. Duduklah dengan memakai alas dari kain, tikar, atau selimut, posisi punggung tegak lurus dan tangan diletakkan dipangkuan dalam posisi rilek. Pejamkan mata, serta tenangkan pikiran berberapa detik, setelah itu ucapkan mantra ”
OM Bhur, OM Bhuvah, OM Svah”
ucapkan dengan suara lambat serta santai jangan tergesa-gesa sebanyak lima kali, ini bertujuan untuk membersihkan lapisan pikiran. Pada saat mengucapkan mantra ini arahkan pikiran pada mantra dan suara bukan pada bayangan pikiran. Setelah baca mantra selesai tutuplah mulut serta tenangkan pikiran lalu ucapkan Gayatri mantram
” OM Bhur, Bhuvah, Svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya
dimahi, dhiyo yo nah pracodayat”
dengan lambat dan tenang di dalam hati. Arahkan pikiran serta getaran suara mantra pada jantung, anda cukup meniatkan saja bukan membayangkan. Meditasi dengan Gayatri mantram sangat efektif untuk berbagai macam keperluan seperti melindungi diri dari energy negatif, kecantikan, kekuatan batin, kecerdasan dan lain-lain. Kekuatan Gayatri mantra tidak bisa berfungsi apabila disertai niat kurang baik. Meditasi Gayatri mantra apabila dilakukan dengan baik serta tulus akan banyak muncul keajaiban-keajaiban yang tidak bisa kita sangka. Gayatri mantra bukan bekerja pada maksud si meditator namun, karunia, energy, rahmat, dari Maha Devi Gayatri yang berhak menentukan. Bagaikan mobil, sang supirlah yang tahu kemana tujuan dari mobil itu, bukan tujuan dari mobil tersebut yang dituruti sang supir.
Energy Gayatri masuk dari ubun-ubun melalui tulang belakang serta menyebar keseluruh tubuh fisik, tubuh energy, dan atma. Banyak guru-guru suci yang tercerahkan mengatakan “pencerahan akan kalian dapatkan pada Gayatri mantra. Pada jaman kali yuga ini tiada yang mampu melepaskan lapisan kekotoran pikiran
selain getaran halus dari Gayatri mantra.
TIPS
Apa bila anda merasa ada sakit yang disebabkan oleh ulah niat jahat seseorang, dan kalau percaya dengan hal ini anda bisa menggunakan cara berikut ini. Sediakan air bersih , higienis, untuk diminum, lalu jemurlah air tersebut pada cahaya matahari serta cahaya bulan di malam hari. Setelah air tersebut dijemur oleh kedua unsur cahaya tersebut berdoalah pada Tuhan sambil membaca Gayatri mantram 11 kali, setiap habis membaca gayatri mantram tiupkan nafas anda pada air tersebut. Air tersebut bisa diminum atau dipakai campuran obat, mandi dan lain-lainnya. Dengan kekuatan ini segala macam bentuk energy jahat dari seseorang akan hancur oleh kekuatan dari mantra tersebut, hal ini sering terbutkti di daerah-daaerah terpencil. Ada banyak lagi cara-cara yang bisa dijadikan renungan, betapa Gayatri mantra mempu untuk menghadapi dilema dalam hidup ini.
TEKNIK BELAJAR MEDITASI

Saat manusia sudah tenang, sabar dan atma sudah bersih dengan mendapatkan cahaya Tuhan, ingin belajar buku-buku suci, suka bermeditasi, mencari pengetahuan yang benar, bersih dari dalam dan luar, telah mengontrol semua indria, selalu berbahagia dengan selalu berbuat baik dalam kehidupan, saat itulah sifat satwam telah muncul dalam diri manusia (Manu)
Bagi temen-temen yang tertarik belajar meditasi dan yoga, mungkin pada awalnya banyak yang bingung mulai dari mana? bagaimana caranya bermeditasi, pingin belajar tapi belajar dimana? dimana mencari guru pembimbing? Kalo ikut pada lembaga pelatihan meditasi dan yoga, saat ini biayanya relatif mahal. Nah awalnya saya juga merasakan hal itu, tetapi beruntung saya menemukan salah satu note panduan belajar meditasi sendiri yang ditulis oleh Rumah Dharma  Hindu Indonesia yang menurut saya tulisannya sederhana dan bagus dan bermanfaat. Untuk itulah saya muat artikel yang menarik di blog ini dengan tujuan berbagi manfaat alias sharing, mudah-mudahan bermanfaat juga bagi pembaca.
Berikut artikelnya,selamat membaca..
Di negara-negara barat [eropa dan amerika], yoga dan meditasi setiap tahun tingkat pertumbuhannya pesat sekali. Selain karena pencarian akan makna hidup dan kedamaian bathin, juga karena orang barat mulai sadar akan manfaat yoga dan meditasi yang begitu baik bagi mental dan spiritual. Hal ini mungkin patut dijadikan bahan renungan bagi kita semua, orang barat belajar yoga dan meditasi, tapi sebagian dari kita malah meninggalkan kekayaan spiritual kita ini. Sehingga ada baiknya, bila ada sebagian dari kita yang belum pernah belajar meditasi, bisa belajar meditasi.
Ada banyak sekali tehnik meditasi. Dan meditasi yang akan kita pelajari ini adalah Pranayama Dhyana, salah satu tehnik meditasi tertua di India [sudah ada setidaknya sejak jaman Veda]. Meditasi ini demikian sederhana, sehingga bisa dipelajari sendiri di rumah.
SEBELUM MEDITASI
Sebelum meditasi cucilah muka, tangan, serta kaki, atau anda mandi untuk membersihkan badan dari kotoran sekaligus membuat badan menjadi segar. Duduklah dengan memakai alas dari kain, tikar, atau selimut, posisi punggung tegak lurus dan tangan diletakkan dipangkuan dalam posisi rilek. Pejamkan mata, serta tenangkan pikiran berberapa detik, setelah itu ucapkan mantra ”
OM Bhur, OM Bhuvah, OM Svah”
ucapkan dengan suara lambat serta santai jangan tergesa-gesa sebanyak lima kali, ini bertujuan untuk membersihkan lapisan pikiran. Pada saat mengucapkan mantra ini arahkan pikiran pada mantra dan suara bukan pada bayangan pikiran. Setelah baca mantra selesai tutuplah mulut serta tenangkan pikiran lalu ucapkan Gayatri mantram :
” OM Bhur, Bhuvah, Svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya
dimahi, dhiyo yo nah pracodayat”
Dan kita mulai meditasi dengan suatu tekad, kita meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga meditasi untuk semua mahluk. Dengan meditasi bathin kita menjadi damai, tenang-seimbang dan bahagia, serta kecenderungan negatif kita seperti kemarahan, kebencian, kesombongan, dll, akan jauh berkurang. Dengan lebih sedikit marah dan benci, kita lebih sedikit melukai hati dan perasaan mahluk lain. Dengan lebih rendah hati, kita bisa menghormati orang lain dan menghormati perbedaan secara lebih baik. Dengan lebih sedikit serakah, kita lebih sedikit membuat orang lain menderita. Dengan lebih tenang-seimbang, kita lebih sedikit membunuh nyamuk dan serangga, dll-nya. Dengan kata lain, kembali ke awal, meditasi kita mulai dengan suatu tekad, kita melaksanakan meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri tapi sekaligus juga untuk semua mahluk.
SARANA
 1. Alas duduk.
Pakailah alas duduk atau bantalan yang cukup tebal [sekitar 5 cm], tujuannya untuk menghindari tubuh fisik kontak langsung dengan energi gravitasi bumi. Seandainya tidak ada tidak apa-apa, tapi kalau ada seperti itu lebih baik.
2. Pakaian.
Gunakan pakaian yang longgar [tidak ketat atau mengikat], tipis dan terbuka, agar tidak terlalu mengganggu kelancaran sirkulasi nadi dan energi tubuh. Semakin bebas semakin baik. Akan tetapi kalau tinggal di daerah dingin [misalnya di pegunungan] dimana ini tidak memungkinkan [juga tidak baik karena suhu dingin], selimutilah tubuh dengan kain tebal, yang penting pakaian tetap tidak ketat atau sifatnya mengikat bagian tubuh kita. Seandainya tidak bisa tidak apa-apa, tapi kalau bisa seperti itu lebih baik.
LOKASI
Meditasi sebenarnya bisa dilakukan dimana saja. Tapi paling baik kalau kita melakukannya [di rumah] di tempat yang memiliki vibrasi energi, seperti : sanggah atau merajan di rumah, di kamar suci atau setidaknya di depan pelangkiran di kamar. Karena vibrasi tempat-tempat itu bisa membantu kita dalam meditasi. Seandainya tidak bisa tidak apa-apa, cukup cari tempat yang nyaman saja, tapi kalau bisa seperti itu lebih baik.
WAKTU
Meditasi sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Tapi baik kalau kita melakukannya antara jam 03.00 – 06.00 dini hari. Pertama karena saat itu udara bersih dan segar, kedua karena energi alam yang halus cenderung bebas dari gangguan vibrasi lain. Dengan catatan khusus faktor waktu ini bukanlah sebuah pakem, yang paling baik kita sendirilah yang menentukan kapan akan meditasi sesuai kondisi diri kita masing-masing.
ASANA [SIKAP BADAN]
1. Badan.
Badan mengambil sikap tubuh [asana] dengan padma asana atau padmasana, yaitu posisi duduk berbentuk bunga padma.
Atau boleh juga mengambil sikap tubuh [asana] dengan ardha padmasana atau ada yang menyebutnya dengan Sidha Asana, yaitu posisi duduk berbentuk setengah bunga padma.
Silahkan bebas memilih yang mana yang kita paling merasa nyaman.
2. Punggung.
Keadaan tulang punggung harus tegak lurus. Tujuannya untuk menghindari bangkitnya api kundalini [kundalini shakti] tanpa disadari. Bila kita belum biasa dengan posisi punggung tegak lurus ini, kita bisa mula-mula melatihnya dengan bersandar pada dinding.
LIDAH
Tekuk ujung lidah keatas agar menyentuh langit-langit mulut. Ini terkait dengan sirkulasi energi dalam tubuh kita.
MUDRA
 Ada ratusan jenis mudra dengan fungsinya masing-masing. Tapi disini yang kita gunakan adalah Jnana Mudra. Letakkan kedua tangan diatas lutut [kaki] dan gunakan Jnana Mudra. Ujung ibu jari bertemu dengan ujung telunjuk, tujuannya adalah keheningan bathin [membentuk angka nol]. Tiga jari lainnya menghadap keluar [melepas], tujuannya melepaskan [melampaui] Tri Guna : Sattvam, Rajas, Tamas, melalui ketiga jari. Mudra ini terkait dengan aliran energi dari cakra-cakra dalam tubuh kita.
PRANAYAMA SEBAGAI OBYEK MEDITASI
Setelah melakukan semua hal yang diuraikan diatas, pejamkan mata anda. Kemudian laksanakan ketiga hal ini secara bersamaan :
  • Tarik nafas perlahan dari hidung dalam-dalam, simpan sebentar, lalu lepaskan pelan-pelan. Lakukan dengan berirama teratur.
  • Pada saat yang bersamaan >>> pada saat menarik nafas, hitung tarikan nafas ini [dalam hati] sebagai : “satu”, pada saat melepas nafas, hitung pelepasan nafas ini [dalam hati] sebagai : “dua”. Tarikan nafas berikutnya hitung sebagai “tiga” dan kemudian pelepasan nafas hitung sebagai “empat”. Terus demikian sampai hitungan “delapan”. Setelah “delapan” kembali ulangi lagi dari awal [dari "satu"]. Demikian seterusnya. Catatan : jumlah hitungannya jangan lebih atau kurang dari delapan. Hitunglah dari satu s/d-delapan saja, jangan diubah-ubah.
  • Pada saat yang bersamaan >>> fokuskan seluruh konsentrasi pikiran kita untuk mengamati udara yang keluar masuk. Amati pergerakan udara dari dia mulai masuk ke hidung kita, mengalirke dalam paru-paru kita, diam sejenak di dalam paru-paru kita, kemudian mengalir keluar dari paru-paru kita. Demikian seterusnya.
 Penting : Lakukan ketiga hal ini secara bersamaan, dengan berirama teratur.
LIMA TAHAP MEDITASI
Lakukanlah meditasi setiap hari secara rutin. Minggu pertama cukup 10 menit. Minggu berikutnya tingkatkan jadi 20 menit. Terus demikian sampai kita bisa meditasi antara 30 menit s/d 1 jam.
Berikut adalah serangkaian tahapan dalam perjalanan meditatif kita :
1. PRATYAHARA – berusaha “memegang” obyek.
Pada mulanya, jadikanlah ujung hidung sebagai tempat mengamati keluar-masuknya nafas. Berusahalah sungguh-sungguh konsentrasi, tapi tetaplah santai. Kalau kita sungguh-sungguh, rata-rata bagi orang kebanyakan dalam waktu 3 bulan tahap pertama ini akan terlewati. Kita sudah bisa berkonsentrasi dengan baik, objek mulai jelas dan sudah tertangkap dgn baik.
2. DHARANA – “memegang” obyek dengan baik.
Kalau setiap meditasi obyek sudah dapat terpegang dengan baik, berarti kekuatan konsentrasi kita sudah terbentuk. Jangan terbelokkan oleh apapun yang muncul, selalu kembali konsentrasi pada obyek meditasi [keluar-masuk nafas] dengan baik.
3. DHYANA – memasuki meditasi.
Apabila kita telah dapat “memegang” obyek meditasi dengan baik, maka “saluran-saluran energi” dalam tubuh kita akan mulai terbuka dan berkembang. Inilah tahap memasuki meditasi. Pada setiap orang akan mengalami pengalaman yang berbeda-beda, ada juga yang seolah tidak mengalami hal ini tapi langsung ke tahap 4 [savikalpa samadhi].
Bagi yang mengalami, sensasinya bermacam-macam. Ada yang melihat cahaya biru kecil, ada yang melihat cahaya dari langit menghujam ke seluruh badan, ada yang melihat cahaya warna-warni yang indah sekali, ada yang tubuhnya merasa ringan sampai seperti terbang, ada yang merasa terangkat dari tempat duduknya, ada yang merasa tubuhnya membesar atau sebaliknya tubuhnya mengecil, dll.
Ada juga yang [kadang-kadang, jarang] menerima seperti wangsit atau suruhan melalui suara yang masuk. Hati-hatilah disini, apalagi bila kita tidak memiliki guru pembimbing, karena mungkin saja itu adalah suara mahluk-mahluk bawah. Sehingga kalau kita mendengar suara apapun, abaikan saja kembalilah pada obyek meditasi. Karena kita bukan mau jadi dukun atau paranormal.
Pada semua kejadian ini kita sama sekali tidak perlu takut, sadari saja dan kembalilah ke obyek. Seringkali para pemula yang tidak mengerti merasa takut dan tidak berani meditasi lagi. Padahal sesungguhnya inilah kemajuan dari meditasi yang akan dialami oleh yogi yang benar.
4. SAMPRAJNATA SAMADHI.
Sebagian yogi seolah tidak mengalami tahap ketiga [karena untuk mereka berlangsung sangat-sangat singkat], tapi langsung ke tahap ke-4 ini. Sebabnya adalah karena kondisi bathin dan kondisi badan halus setiap orang yang berbeda-beda.
Di tahap ini muncullah cahaya yang sangat terang [tapi sejuk, tidak menyilaukan], yang kita lihat semata-mata hanya cahaya. Kita akan berada pada puncak kebahagiaan-kedamaian yang luar biasa. Tidak seperti kenikmatan nafsu duniawi, tapi sebentuk rasa damai luar biasa yang sulit untuk dijelaskan. Biasanya berlangsung hanya sekitar 1-3 detik saja, kemudian kita sadar dari meditasi. Selepas ini pikiran kita plong sekali, ringan bagaikan kapas. Kita merasa sangat damai dan bahagia. Tidak ada beban lagi, tidak ada penderitaan, pikiran benar-benar bebas lepas bagaikan berada di Svarga Loka. Inilah tahap ke-4, atau samprajnata samadhi yang sedang kita alami.
Pikiran yang sudah diajak berlatih meditasi dengan tekun, akan membersihkan kegelapan-kegelapan bathin. Ketika bathin kta dalam keadaan bersih, dia ringan bagaikan kapas, dia damai dan bahagia. Tidak ada beban yang negatif lagi. Semua sad ripu [kegelapan bathin] tidak ada lagi dan kita benar-benar bebas lepas. Ini berlangsung lama sekali.
Kalau kita tidak berhenti disini dan meditasinya diteruskan, kita akan masuk tahap ke-5 yaitu Asamprajnata Samadhi.
5. ASAMPRAJNATA SAMADHI.
Laksana menikmati sebuah pemandangan yang sungguh indah, awalnya kita terpesona dan takjub [tahap 3], setelah itu timbul kedamaian-kebahagiaan [tahap 4].
Setelah kedua proses ini batin mulai normal kembali dan tenang-seimbang, inilah upeksha. Pada tahap upeksha ini, batin sepenuhnya HENING. Tidak ada lagi gejolak. Ibarat air laut, tidak ada riak gelombang lagi. Batin benar-benar tenang-seimbang. Dan antara subjek dan objek sudah manunggal, tidak bisa dibedakan lagi mana subjek dan mana objek. Nafas adalah aku, aku adalah nafas. Asamprajnata Samadhi.