Wednesday, November 5, 2014

MANTRA PEMUJAAN DEWA SIWA



MANTRA PEMUJAAN DEWA SIWA

Mantra pemujaan Dewa Shiva yaitu "Om Namah Shivaya" disebut mewakili semua mantra dari tantra, karena keluasan maknanya laksana samudera yang memiliki banyak sekali  rahasia.
Secara literal dalam bahasa sansekerta "Om Namah Shivaya" berarti saya mohon perlindungan, tuntunan dan keselamatan dari Dewa Shiva. Tapi maknanya tidak hanya sampai disitu. Mantra "Om Namah Shivaya" memiliki kandungan kekuatan luar biasa, dimana setiap suku kata menuai karunia tersendiri dalam menyelamatkan jiwa dari belenggu pikiran dan belenggu samsara.
Mantra "Om Namah Shivaya" adalah panca aksara sebagai karunia kemaha-sucian tertinggi Dewa Shiva sebagai keseluruhan alam semesta kepada jiwa-jiwa. Na berarti karunia Beliau, Ma berarti alam semesta, Si adalah Shiva, Va mengungkap rahasia karunia-Nya dan Ya adalah jiwa.
Mantra "Om Namah Shivaya" adalah panca aksara sebagai seluruh alam semesta itu sendiri yang terdiri dari lima unsur dasar [panca maha bhuta], yaitu : Na adalah unsur padat [pertiwi], Ma adalah unsur air [apah], Si adalah unsur cahaya [teja], Va adalah unsur udara [bayu] dan Ya adalah unsur ruang [akasha].
Mantra "Om Namah Shivaya" juga adalah panca aksara yang terkait langsung dengan prinsip-prinsip yang mengatur masing-masing dari lima lapisan badan kita [panca maya kosha], yaitu Na terkait pada badan fisik  [annamayakosha], Ma terkait pada badan prana [pranamayakosha], Shi terkait pada badan pikiran [manomayakosha], Va terkait pada badan kebijaksanaan [vijnanamaya kosha] dan Ya terkait pada badan kesadaran [anandamayakosha]. Sedangkan pranava mantra Om / Aum di depan terkait pada Atman.
Dan yang terpenting, ketika kita melakukan menjapakan mantra "Om Namah Shivaya", kita sesungguhnya sedang melakukan upaya mengakses energi mahasuci kesadaran kosmik Dewa Shiva. Dengan kata lain, kita sedang menjapa makna rahasia yang tersembunyi di dalam inti kesadaran kosmik Dewa Shiva.

MANFAAT SADHANA

Ada manfaat yang demikian berlimpah dari kemuliaan sadhana ini, yang terbagi menjadi tiga rentang waktu ketekunan kita di dalam melakukan penjapaan mantra :

A. Manfaat seketika

Bila kita melakukan penjapaan mantra "Om Namah Shivaya" dengan tepat, maka ini adalah beberapa manfaat seketika yang dicapai, yaitu :

1. Sewaktu kita menjapa mantra "Om Namah Shivaya", kita mengisi pikiran kita dengan limpahan energi-energi mahasuci dari kesadaran kosmik Dewa Shiva. Ini membuat badan dan pikiran kita lebih murni dan tingkat kesadaran kita secara niskala lebih tinggi. Karena kita melakukan upaya mengakses energi mahasuci kesadaran kosmik.
2. Penjapaan mantra "Om Namah Shivaya" akan membangun keteguhan dan kejernihan pikiran kita, karena penjapaan mantra membuat riak-riak pikiran dan cengkraman energi buruk mereda di dalam diri kita. Sehingga kita tidak lagi rapuh atau emosional menghadapi pengaruh keadaan yang buruk diluar, serta pikiran tidak lagi berkeliaran kemana-mana. Ketika kondisi ini tercapai, maka kita mendapatkan ketenangan pikiran.

B. Manfaat jangka waktu tertentu

Bila kita tekun melakukan penjapaan mantra "Om Namah Shivaya" dan dengan cara yang tepat, maka ini adalah beberapa manfaat yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu, yaitu :
1. Mantra ini dapat mengembalikan semua tulah kutukan dan mantra lainnya yang berusaha melukai kita, semua hal yang berupa rintangan dan tidak baik akan dilontarkan kembali pada asalnya. Mantra ini memberi perlindungan dari kekuatan-kekuatan negatif.
2. Seiring waktu ketekunan penjapaan mantra"Om Namah Shivaya" dapat meredakan keliaran pikiran kita, seperti keserakahan, rasa takut, trauma, keinginan-keinginan liar, iri hati, marah dan benci. Disinilah dampak awal penjapaan mantra akan mulai dirasakan, dimana dalam kehidupan sehari-hari pikiran dan emosi negatif akan terkikis, serta obyek-obyek indriya juga akan kehilangan cengkeramannya kepada pikiran kita. Karena energi dari penjapaan mantra mengharmoniskan energi pikiran kita. Pikiran kita akan lebih tenang-seimbang. Tersembuhkan dari ketidakstabilan jiwa seperti sifat emosional, pendendam, halusinasi, dsb-nya.
3. Mantra ini membersihkan setiap kerak kekotoran diri dan karma buruk yang kita lakukan. Menjapa mantra "Om Namah Shivaya" dengan tekun dan pikiran terfokus akan mengikis karma buruk. Pengikisan karma buruk memiliki dampak yang membuat kita dapat mengalami peningkatan ke arah lebih baik, lebih lancar dan lebih terang dalam berbagai bidang kehidupan.
4. Bila sadhana ini terus rutin kita lakukan di rumah kita dalam jangka waktu tertentu, juga akan bermanfaat untuk membersihkan lingkungan rumah dari pengaruh energi buruk. Penjapaan mantra akan menghasilkan pola getaran energi mantra yang suci yang menetralisir pengaruh energi buruk di sekitar kita. Dengan semakin sering dan konsisten kita melakukan japa mantra, hasilnya akan memberi pengaruh lebih baik kepada rumah tempat tinggal kita.
5. Menjapa mantra "Om Namah Shivaya" dengan tekun dan pikiran terfokus, akan dapat menyentuh hati dan menggugah Dewa Shiva secara langsung, sehingga Beliau berkenan hadir dan menampakkan diri kepada kita. Cahaya-Nya akan membantu menerangi dan membebaskan kita dari kegelapan dalam bentuk godaan-godaan duniawi yang tidak ada habis-habisnya ini.

C. Manfaat jangka panjang

Bila kita selalu terus-menerus tekun melakukan penjapaan mantra "Om Namah Shivaya" dan dengan cara yang tepat, maka dalam jangka waktu yang panjang ini adalah beberapa manfaat yang akan dicapai, yaitu : 
1. Mantra ini menumbuhkan sifat welas asih dan kebijaksanaan. Dengan semakin berkembangnya sifat-sifat sattvika di dalam diri kita, maka kemahasucian dari kesadaran kosmik Dewa Shiva perlahan akan semakin nyata kita hadirkan dalam jiwa.
2. Dapat menghasilkan kontak yoga antara kekuatan kesadaran di dalam diri dan kekuatan Dewa Shiva. Dengan kata lain mencapai "penyatuan dewa dan manusia", dimana kekuatan penyatuan ini dapat menghasilkan karunia-karunia luar biasa seperti terbukanya trineta [mata ketiga], atau karunia dapat mengunjungi alam-alam dewa, memperoleh ajaran rahasia Beliau, dsb-nya.
3. Menjapa mantra "Om Namah Shivaya" dengan tekun dan pikiran terfokus, maka sewaktu meninggal dunia, Dewa Shiva akan muncul untuk menjemput kita ke alam suci-Nya [Shiva Loka]. Tidak hanya di masa kini, tapi para orang-orang suci di masa lampau juga telah mengkonfirmasi bahwa karunia dari menjapa mantra "Om Namah Shivaya" sungguh besar, sehingga dapat melenyapkan semua karma buruk kita yang tertumpuk dari masa lampau yang tak terhingga. Disaat kita mengalami kematian akan mendapat perlindungan dari Dewa Shiva di alam suci-Nya. Ini tentu sebuah karunia perlindungan, tuntunan dan keselamatan yang luar biasa.

INISIASI MANTRA

Langkah penting di awal adalah kita melakukan mantra-upasana atau mantra-diksha [inisiasi mantra] yang dilakukan melalui seorang guru atau seorang spiritual yang wikan, yang murni dan memiliki siddhi untuk melakukan inisiasi [disebut seorang upasaka]. Karena beliau-beliau ini memiliki kemampuan untuk melakukan adhistana [blessing, pemberkatan] ishta dewata dan memiliki kekuatan abhiseka [empowerment, menanam kekuatan mantra dalam tubuh murid].
Bila tanpa inisiasi, kita perlu melakukan japa mantra sebanyak 100 ribu kali untuk mencapai mantra puraschana [mantra siddhi]. Sedangkan kalau sudah inisiasi tidak perlu sebanyak itu. Karena kalau tanpa inisiasi yang bekerja dalam penjapaan mantra hanyalah kekuatan sadhana kita saja. Sedangkan kalau sudah melalui inisiasi, kekuatan sadhana kita bekerja bersama-sama dengan shakti mantra yang sudah tertanam di dalam diri.
Tapi kalau kita belum ada karma baik untuk bertemu dengan seorang upasaka, janganlah kecewa atau mundur, kita tetap lakukan saja penjapaan mantra. Yang penting kita tekun dan tulus, cepat atau lambat mantra puraschana juga akan tercapai.


Sadhana Pemujaan Dewa Shiva

1. Kalau kita menjapa dengan japa-mala, pegang dan posisikan japa mala di dada. Japa-mala terbaik dan paling tepat untuk memuja Dewa Shiva adalah menggunakan japa-mala dari biji rudraksha [genitri]. Kalau tanpa japa-mala bentuk mudra Shiva Linggam. Telapak tangan kiri terbuka keatas. Diatasnya telapak tangan kanan menggenggam dengan ibu jari mengacung keatas. Mudra ini diposisikan dengan genggaman tangan kanan tepat di tengah dada [chakra jantung].


Foto kiri  : menjapa dengan japa mala. Foto kanan :menjapa dengan mudra.

2. Pejamkan mata dan lakukan mantrarthabhavana [konsentrasi melakukan visualisasi atau membentuk bayangan mental] kehadiran Dewa Shiva.


Dewa Shiva
4. Japakan mantra puja Shiva : “Om Namah Shivaya”. Kalau menggunakan japa-mala lakukan sebanyak-banyaknya putaran japa mala yang kita mampu. Kalau tanpa japa-mala, tapi memakai mudra, juga japakan sebanyak-banyaknya. Sambil terus melakukan visualisasi kehadiran beliau. Semoga Sanghyang Btara Shiwa memberkati anda semua.

 

ULASAN SINGKAT TENTANG MANTRA PUJA TRI SANDHYA



Ulasan Singkat Tentang Mantra ‘Puja Tri Sandhya’


Tri Sandhya, tepatnya bukan “dikarang” tetapi “disusun”. Menurut Svami Sathya Narayana, guru kerohanian Weda di India, Trisandhya adalah persembahyangan tiga kali sehari
Waktu yang tepat utk Tri Sandya.
“Brahma Muhurta atau detik-detik sambungan waktu yang secara logika spiritual sangat penuh ‘stroom’. Kita tidak perlu usaha keras tapi ‘charging’ kita langsung terhubung dengan Yang Maha Kuasa lebih cepat. Oleh karena itu dalam tradisi leluhur kita saat senja, misalnya, tidak boleh keluar rumah tapi ingat Tuhan atau saatnya mendekatkan diri pada Tuhan. Itulah makna yang harus diresapi saat ini,” urainya.

Waktu tersebut adalah pada pagi hari ketika kita masih bisa melihat bintang-bintang di langit (sanaksatram), siang hari ketika matahari tepat di atas ubun-ubun (madhya bhaskaram) dan senja hari ketika matahari belum tenggelam (sasuryam pascimam). Bila lewat dari waktu-waktu tersebut sudah tidak lagi memiliki makna istimewa untuk bertrisandhya, walaupun Trisandhya tetap dapat dilakukan dan tetap ada manfaatnya. Beliau pun mengumpamakan seorang anak yang mengerjakan tugas rumah, ketika waktunya dikumpulkan dia tidak mengumpulkan tugasnya, tapi molor. Meski hasilnya bagus, tetap saja sang anak tidak dapat memiliki nilai dari tugas yang menjadi kewajibannya. “Jadi kalau bisa ber-Trisandhyalah tepat waktu, toh dalam tuntunan agama kita ada cara-cara sederhana bila kita tidak bisa melakukan Trisandhya secara sempurna.”
            Singkatnya, Mantra Puja Tri Sandhya merupakan cara yang paling praktis, efektive dan efisien yang digunakan untuk meningkatkan spritualitas dan kualitas hidup seseorang di zaman Kali ini yang mana ibu mantra ini mampu memberi energi postif pada diri seseorang karena dalam ibu mantra ini telah mencakup seluruh intisari Weda. Dengan mengucapkan mantra ini sebanyak tiga kali sehari secara rutin dan penuh dengan keyakinan berarti seseorang tersebut telah melakukan ‘Bhakti’ yang luar biasa kepada ‘Brahman’ untuk menuju keharmonisan hidup (jiwa moksa).
Puja Trisandhya terdiri dari enam bait. Bait pertama atau sebagai Sandya Vandanam (awal) diambil dari Gayatri atau Savitri Mantram (Rg Veda, Sama Veda dan Yayur Veda).
Gayatri Mantram terdiri dari tiga unsur mantram yaitu :
Pranawa (OM), Vyahrti (BHUR BHUVAH SVAH), dan Tripada (TAT SAVITUR VARENYAM, BHARGO DEVASYA DIMAHI, DHYO YONAH PRACODAYAT).
Pranama mantra adalah lambang kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi. Vyahrti mantra untuk pencerahan lahir-bathin, dimana pengucapan “Bhur” bermakna sebagai Anna Sakti memproses sari-sari makanan bagi kekuatan tubuh. Pengucapan “Bhuvah” bermakna sebagai Prana Sakti yaitu menggunakan kekuatan tubuh bagi kesehatan jasmani dan rohani. Pengucapan “Svah” atau “Svaha” bermakna sebagai Jnana Sakti yaitu memberikan kecerahan pada pikiran dan pengetahuan menjadi cemerlang. Berjapa dengan mengucapkan “Svaha” akan bermanfaat menghilangkan “avidya” (kegelapan) menuju kepada “vidya” yaitu kesadaran pada hakekat kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi.
Bait kedua diambil dari Narayana Upanisad (Sruti) bertujuan untuk memuja Narayana, manifestasi Hyang Widhi, agar manusia senantiasa dibimbing menuju pada Dharma.
Bait ketiga diambil dari Siva Stava (Smrti) yang melukiskan Tuhan dengan berbagai sebutan : Siva, Mahadeva, Isvara, Paramesvara, Brahma, Wisnu, Rudra, Purusa.
Bait keempat, kelima dan keenam diambil dari Veda Parikrama berisi pernyataan bahwa keadaan manusia di bumi disebabkan oleh kepapaan, dan kehinaan dari sudut pandang spiritual. Oleh karena itu maka manusia wajib mohon maaf dan mohon agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan trikaya parisudha.
Ucapan OM – Santi – Santi – Santi – OM bermakna sebagai berikut :
Santi yang pertama, memohon agar manusia terhindar dari sifat/sikap tidak bijaksana (Avidya). Santi yang kedua memohon agar manusia terhindar dari bencana yang berasal dari mahluk ciptaan Hyang Widhi : manusia, binatang, tetumbuhan (Adi Bhautika). Santi yang ketiga memohon agar manusia terhindar dari bencana alam (Adi Dhaivika).
+Bhagawan Dwija+