Wednesday, April 17, 2013

TUMPEK LANDEP





Tumpek, Asal dari kata Tumampek yang berarti mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta dg jalan mensyukuri segala ciptaannya baik secara langsung maupun tidak langsung kita nikmati sehingga sudah sewajarnyalah kita mensyukurinya kepada sang pemberi nikmat.

Tumpek berasal dari kata TU yang berarti METU dan Pek berarti BERAKHIR, Jadi Tumpek berarti merupakan Awal dan juga akhir. Tumpek sangat erat kaitannya dengan Kalender Hindu di Bali yang merupakn gabungan dari Caka surya pramana dan Chandra Pramana serta Wuku yang kita kenal sebanyak tiga puluh wuku, selain wuku ada juga siklus lain yaitu Saptawara dan Pancawara.Sehingga antara Sapta wara terakhir Saniscara ketemu dengan Pancawara terakhir ( kliwon ) maka siklus inilah kemudian disebut tumpek, yang datangnya setiap 35 hari sekali.

Tumpek akan bertemu setiap akhir wuku Saniscara (Sapta wara ) dan akhir Pancawara Kliwon, inilah yang kemudian disebut dengan awal dan akhir dalam istilah Hindu disebut Utpeti, Stiti dan Prelina, yang kemudian diambilah Utpeti dan Prelina (Tum-Pek).

Tumpek Landep memiliki makna Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam manifestasinya sebagai Hyang Pasupati atas ciptaanya, sehingga atas analisis dari manusia menggunakan ketajaman Jnananya sehingga berhasilah mengolah logam-logam yang dipergunakan untuk melancarkan usahanya dalam menunjang kehidupan sehari-hari, sehingga lazimnya pada tumpek ini sepertinya di katagorikan sebagai sarwa sanjata, pada hal yang utama bagaimana ketajaman dari Jnana kita yang di anugrahi oleh sang maha pencipta.

Dalam perkembangan zaman dan teknologi, perayaan hari raya Tumpek Landep tidak hanya mengupacarai benda-benda sakral/pusaka seperti keris dan peralatan persenjataan, melainkan juga benda-benda lain yang memiliki manfaat positif yang memberikan kemudahan dalam segala aktivitas dan kehidupan manusia (Semua yang dianggap sebagai senjata dalam menjalani hidup). Adapun benda-benda tambahan yang juga sering kita lihat diupacarai para hari tumpek landep ini antara lain : motor, mobil, sepeda, computer, laptop, mesin pabrik, dan benda-benda lainnya.

Bagi umat hindu di Bali, senjata yang paling utama dalam kehidupan ini adalah pikiran, karena pikiranlah yang mengendalikan semuanya yang ada. Semua yang baik dan yang buruk dimulai dari pikiran, maka dari itu dalam perayaan hari Tumpek Landep ini kita diharapkan agar senantiasa menajamkan pikiran lewat kecerdasan dan mengendalikan pikiran lewat norma-norma agama dan budaya.

Begitu tingginya filosofi orang-orang Bali yang sangat memaknai segala sesuatu yang ada di dalam kehidupannya. Ini juga yang membuat Bali dikenal sangat unik dan eksotis bagi orang-orang yang pernah mengunjunginya. Hendaknya budaya-budaya nusantara seperti inilah yang sepatutnya kita lestarikan sebagai bentuk warisan para leluhur, yang menunujukkan jati diri dan karakter bangsa di tanah Nusantara. Semoga segala pikiran yang baik datang dari segala penjuru.

No comments:

Post a Comment