Wednesday, November 5, 2014

ULASAN SINGKAT TENTANG MANTRA PUJA TRI SANDHYA



Ulasan Singkat Tentang Mantra ‘Puja Tri Sandhya’


Tri Sandhya, tepatnya bukan “dikarang” tetapi “disusun”. Menurut Svami Sathya Narayana, guru kerohanian Weda di India, Trisandhya adalah persembahyangan tiga kali sehari
Waktu yang tepat utk Tri Sandya.
“Brahma Muhurta atau detik-detik sambungan waktu yang secara logika spiritual sangat penuh ‘stroom’. Kita tidak perlu usaha keras tapi ‘charging’ kita langsung terhubung dengan Yang Maha Kuasa lebih cepat. Oleh karena itu dalam tradisi leluhur kita saat senja, misalnya, tidak boleh keluar rumah tapi ingat Tuhan atau saatnya mendekatkan diri pada Tuhan. Itulah makna yang harus diresapi saat ini,” urainya.

Waktu tersebut adalah pada pagi hari ketika kita masih bisa melihat bintang-bintang di langit (sanaksatram), siang hari ketika matahari tepat di atas ubun-ubun (madhya bhaskaram) dan senja hari ketika matahari belum tenggelam (sasuryam pascimam). Bila lewat dari waktu-waktu tersebut sudah tidak lagi memiliki makna istimewa untuk bertrisandhya, walaupun Trisandhya tetap dapat dilakukan dan tetap ada manfaatnya. Beliau pun mengumpamakan seorang anak yang mengerjakan tugas rumah, ketika waktunya dikumpulkan dia tidak mengumpulkan tugasnya, tapi molor. Meski hasilnya bagus, tetap saja sang anak tidak dapat memiliki nilai dari tugas yang menjadi kewajibannya. “Jadi kalau bisa ber-Trisandhyalah tepat waktu, toh dalam tuntunan agama kita ada cara-cara sederhana bila kita tidak bisa melakukan Trisandhya secara sempurna.”
            Singkatnya, Mantra Puja Tri Sandhya merupakan cara yang paling praktis, efektive dan efisien yang digunakan untuk meningkatkan spritualitas dan kualitas hidup seseorang di zaman Kali ini yang mana ibu mantra ini mampu memberi energi postif pada diri seseorang karena dalam ibu mantra ini telah mencakup seluruh intisari Weda. Dengan mengucapkan mantra ini sebanyak tiga kali sehari secara rutin dan penuh dengan keyakinan berarti seseorang tersebut telah melakukan ‘Bhakti’ yang luar biasa kepada ‘Brahman’ untuk menuju keharmonisan hidup (jiwa moksa).
Puja Trisandhya terdiri dari enam bait. Bait pertama atau sebagai Sandya Vandanam (awal) diambil dari Gayatri atau Savitri Mantram (Rg Veda, Sama Veda dan Yayur Veda).
Gayatri Mantram terdiri dari tiga unsur mantram yaitu :
Pranawa (OM), Vyahrti (BHUR BHUVAH SVAH), dan Tripada (TAT SAVITUR VARENYAM, BHARGO DEVASYA DIMAHI, DHYO YONAH PRACODAYAT).
Pranama mantra adalah lambang kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi. Vyahrti mantra untuk pencerahan lahir-bathin, dimana pengucapan “Bhur” bermakna sebagai Anna Sakti memproses sari-sari makanan bagi kekuatan tubuh. Pengucapan “Bhuvah” bermakna sebagai Prana Sakti yaitu menggunakan kekuatan tubuh bagi kesehatan jasmani dan rohani. Pengucapan “Svah” atau “Svaha” bermakna sebagai Jnana Sakti yaitu memberikan kecerahan pada pikiran dan pengetahuan menjadi cemerlang. Berjapa dengan mengucapkan “Svaha” akan bermanfaat menghilangkan “avidya” (kegelapan) menuju kepada “vidya” yaitu kesadaran pada hakekat kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi.
Bait kedua diambil dari Narayana Upanisad (Sruti) bertujuan untuk memuja Narayana, manifestasi Hyang Widhi, agar manusia senantiasa dibimbing menuju pada Dharma.
Bait ketiga diambil dari Siva Stava (Smrti) yang melukiskan Tuhan dengan berbagai sebutan : Siva, Mahadeva, Isvara, Paramesvara, Brahma, Wisnu, Rudra, Purusa.
Bait keempat, kelima dan keenam diambil dari Veda Parikrama berisi pernyataan bahwa keadaan manusia di bumi disebabkan oleh kepapaan, dan kehinaan dari sudut pandang spiritual. Oleh karena itu maka manusia wajib mohon maaf dan mohon agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan trikaya parisudha.
Ucapan OM – Santi – Santi – Santi – OM bermakna sebagai berikut :
Santi yang pertama, memohon agar manusia terhindar dari sifat/sikap tidak bijaksana (Avidya). Santi yang kedua memohon agar manusia terhindar dari bencana yang berasal dari mahluk ciptaan Hyang Widhi : manusia, binatang, tetumbuhan (Adi Bhautika). Santi yang ketiga memohon agar manusia terhindar dari bencana alam (Adi Dhaivika).
+Bhagawan Dwija+

No comments:

Post a Comment